Senin, 07 Januari 2013

5 Cara Agar Rumah Tusuk Sate Bisa Membawa Hoki

Memiliki rumah di tusuk sate banyak dihindari oleh sebagian orang, lantaran secara feng shui dinilai membawa pengaruh buruk bagi para penghuninya. Paradigma ini membuat banyak lahan perumahan di lokasi tusuk sate tidak laku dijual.

Bagi Mauro Rahardjo, hunian di lokasi tusuk sate memang merupakan persoalan tersendiri dalam kajian feng shui. Tetapi pakar Feng Shui ini mengatakan, hal tersebut bukan tidak dapat diatasi—meskipun banyak orang tidak mengetahui caranya.

Pada dasarnya, imbuh  Mauro, rumah tusuk sate memiliki aliran chi yang sangat kuat. Begitu kuatnya, hingga aliran chi tersebut bisa rusak. Mauro mengibaratkan seperti aliran angin yang masuk ke dalam lorong. Rumah tusuk sate yang letaknya ada di bawah jalan, kata Mauro, lebih sulit diatasi dibanding rumah yang posisinya di atas jalan. “Tetapi kalau rumah memiliki tanah yang luas, di atas tigaratus meter persegi, hal itu masih bisa diatasi,” tuturnya.

Rumah di tusuk sate, kata Mauro, bisa mendatangkan berbagai keburukan bagi penghuninya, jika si penghuni tidak cocok dengan lokasi tersebut atau jika keberuntungannya sedang turun. “Keburukan yang bisa datang bagi penghuni adalah semua hal bisa terasa serba salah, kesehatan menurun dan sakit-sakitan, keuangan menipis, dan keharmonisan keluarga memburuk,” papar Mauro.

Tetapi sebaliknya, jika orang tersebut cocok dengan lokasi tusuk sate, justru kesehatan, keuangan, dan keharmonisan keluarga justru makin membaik, imbuhnya. Hal ini disebabkan aliran chi yang kuat di lokasi tersebut.

Beberapa Metode Antisipasi
Bagi master feng shui yang juga arsitek ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Metode pertama, dengan melihat kua calon penghuni. Kua terbagi menjadi tiga, yaitu kua kuat, sedang, dan lemah. Kua kuat adalah 2, 5, dan 9; kua lemah 1, 6, 8; sementara kua sedang, yakni 3, 4, dan 7 (lihat cara menghitung kua di bagian bawah). Penghuni yang memiliki kua kuat, menurut Mauro, justru bagus jika tinggal di rumah tusuk sate, sebaliknya mereka yang memiliki kua lemah tidak dianjurkan tinggal di tusuk sate. Sementara, penghuni yang memiliki kua sedang, baik atau buruknya tinggal di hunian tusuk sate, tergantung peruntungan atau hokinya. Jadi terkadang bisa baik, terkadang bisa buruk.
  2. Metode kedua, imbuh Mauro, adalah dengan memperlambat aliran chi. Caranya, dengan menutupi akses masuk rumah dengan pohon yang rimbun. “Jadi dari arah jalan tusuk sate, yang terlihat lebih dulu adalah pohon-pohon,” jelasnya. Kedua, meninggikan tanah sebelum mendirikan rumah kira-kira 1,5 meter, sehingga bangunan lebih tinggi dari jalan. Hal ini membuat aliran chi yang deras dari tusuk sate menabrak tanah urukan. Ketiga, pintu masuk dibuat tidak langsung menghadap tusuk sate, alias harus serong.
  3. Cara lain yang bisa dilakukan, dengan menanam pohon-pohon rimbun di buffer ruang luar. Selain mampu meredam kebisingan kendaraan,  buffer ini juga dapat menghalau aliran chi yang kuat dari tusuk sate. 
  4. Di samping itu, bentuk bangunan keseluruhan pun mesti disesuaikan, yakni dengan menggunakan bentuk dari unsur api (segitiga) dan logam (bulat). “Rumah di tusuk sate harus dibuat dengan tipe khusus seperti ini. Tipe rumah tusuk sate pun bisa dimodifikasi sehingga mendekati bentuk rumah standar, tetapi sebaliknya, tipe rumah standar tidak bisa dimodifikasi menjadi rumah tusuk sate,” jelas Mauro.
  5. Cara paling efektif untuk mengatasi gangguan tusuk sate, kata Xiang Yi adalah membangun tembok penghalang di antara jalan yang menusuk dan rumah. Tembok seperti itu disebut zhaobi, fungsinya sama seperti pagar. Bedanya jika pagar memiliki lubang di sana-sini, tembok zhaobi sangat solid.
Dengan cara-cara penanggulangan tersebut, kata Mauro, sudah semestinya para developer mulai mendidik pasar, sehingga mereka mengerti bahwa lokasi rumah tusuk sate sebenarnya bagus dan membawa hoki. “Kalau tidak seperti itu, rumah di lokasi tusuk sate tetap tidak akan laku,” katanya.

Cara Menghitung Kua

Untuk Laki-laki: angka 100 dikurangi dua angka terakhir tahun kelahiran, kemudian dibagi 9. Sisa dari hasilnya adalah angka kua.
Contoh:
laki-laki lahir tahun 1954.
100-54=46:9=5, sisa 1
Angka kua Anda adalah 1

Untuk Wanita: dua angka terakhir tahun kelahiran, dikurangi 4, kemudian hasilnya dibagi 9. Sisa yang didapat itulah angka kua.
Contoh:
wanita kelahiran 1955
55-4=51:9=5 sisa 6
Angka kua Anda 6

sumber: rumah.com
pakar fengshui:  Mauro Rahardjo &  Xiang Yi

Artikel Fengshui lain yang berhubungan:
Bentuk tanah dan rumah yang baik 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar