Senin, 10 Desember 2012

Kemenpera Optimis Salurkan FLPP Untuk 350.000 Rumah tahun 2013


JAKARTA – Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) optimis pada tahun 2013 mendatang mentargetkan penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk sekitar 350.000 unit rumah dengan total anggaran sekitar Rp 2,7 Triliun. Untuk itu, Kemenpera terus berharap adanya partisipasi aktif dari sejumlah perbankan untuk menyalurkan dana FLPP serta para pengembang untuk meningkatkan jumlah pasokan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Indonesia.

"Kami targetkan tahun depan penyaluran FLPP untuk 350.000 unit rumah di seluruh Indonesia. Saat ini sudah ada 6 bank swasta nasional dan 14 bank pembangunan daerah (BPD) yang telah bekerjasama dengan Kemenpera untuk penyaluran FLPP ini. Selain bekerjasama dengan perbankan kami juga menggandeng asosiasi pengembang untuk ikut meningkatkan pasokan rumah untuk masyarakat,” ujar Asisten Deputi Perencanaan Pembiayaan Perumahan Kemenpera Iwan Nurwanto pada Diskusi Properti bertemakan Kenaikan Patokan Harga Rumah Subsidi, Antara Jaminan Pasokan Dan Daya Beli Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Perumahan (Forwapera) bekerjasama dengan Bagian Humas dan Protokol Kemenpera di Hotel Ambhara, Jakarta, Selasa (27/11).

Lebih lanjut, imbuhnya, ke enam bank swasta nasional tersebut antara lain Bank BTN, Bank BTN Syariah, BNI, BRI dan BRI Syariah, Bank Mandiri. Sedangkan 14 bank pembangunan daerah yang bekerjsama dengan Kemenpera adalah  BPD Jawa Tengah, BPD NTT, BPD Jawa Timur Syariah, BPD Kalimantan Tengah, BPD Sulawesi Tenggara, BPD Papua, BPD Riau Kepri, BPD Sumatera Utara Konvensional, BPD Sumatera Utara Syariah, BPD Kalimantan Selatan, BPD Sumsel Babel, BPD Jawa Timur, BPD DIY, Bank Nagari, Bank Kalimantan Timur.

Bank BTN (syariah dan konvensional) memiliki kontribusi yang signifikan sampai dengan 99.2% dari penyerapan FLPP. BTN (KONVENSIONAL) berhasil menyalurkan FLPP untuk 144.243 unit rumah senilai Rp 4,9 T dan BTN Syariah 7.629 unit rumah senilai Rp 281,5 Milyar. “Kami harap bank-bank lainnya juga bisa meningkatkan penyerapan FLPP sehingga lebih banyak lagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang memiliki rumah yang layak huni,” tandasnya.

Lebih lanjut, dirinya menerangkan, dari total 350.000 unit rumah tersebut nantinya akan terbagi dalam dua KPR. Pertama adalah KPR Rumah Sejahtera Tapak sebanyak 348.500 dan kedua KPR Rumah Sejahtera Susun sebanyak 1.500 unit.

Berdasarkan data yang dari Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan (BLU),  kinerja penyaluran FLPP yang telah dilaksanakan oleh Kemenpera bersama sejumlah bank penyalur dari tahun 2010 hingga 2012 telah mencapai angka 152.885 unit rumah dengan nilai dana FLPP Rp 5,24 Triliun. Sedangkan hingga pertengahan bulan November 2012, BLU PPP Kemenpera telah menyalurkan dana FLPP untuk 35.340 unit senilai Rp 1,03 T.

“Kami targetkan hingga akhir tahun 2012 setidaknya bisa tersalurkan dana FLPP untuk sekitar 80.000 unit. Hal itu dikarenakan masih ada sekitar 20.000 hingga 22.000 unit rumah hasil konversi KPR FLPP dari Bank BTN,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Apersi Eddy Ganefo menyatakan, para pengembang yang tergabung dalam asosiasi pengembang tetap mendukung program penyaluran FLPP untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Pasalnya kebutuhan rumah terus meningkat setiap tahunnya. Selain itu, adanya putusan Mahkamah Konstitusi terkait tidak adanya pembatasan ukuran pembangunan rumah sejahtera diharapkan bisa mengoptimalkan pasokan rumah untuk masyarakat.

“Kami tetap mendukung program penyaluran FLPP Kemenpera. Namun demikian, bank-bank di daerah banyak yang belum memahami dengan baik proses penyalurannya. Kami harap Kemenpera dan bank penyalur bisa mengintensifkan sosialisasi program ini agar tidak hanya dipahami oleh bank yang di pusat saja tapi juga bank-bank di daerah,” tandasnya.
 sumber: humas.  www.kemenpera.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar