Sabtu, 01 Desember 2012

Solusi Membangun di Lahan Bekas Makam

RumahCom – Pesatnya perkembangan properti membuat harga tanah meroket, di sisi lain, pengembang kian kesulitan mencari lahan. Tak jarang kita mendengar pemakaman pun ‘dikorbankan’ untuk dijadikan perumahan, apartemen, dan lain-lain.

Dari sisi bisnis, mungkin hal ini tak masalah, tetapi hal ini berbeda jika dilihat dari kacamata feng shui. Dalam pandangan feng shui, memiliki properti di atas tanah bekas makam tidak menguntungkan. Pasalnya, tanah pemakaman mengandung hawa Yin—berbeda dengan manusia yang berenergi Yang.

“Menempati lokasi bekas makam tanpa mengikuti aturan feng shui bisa menyebabkan munculnya kejanggalan bagi penghuninya. Misalnya, penghuni mendengar suara orang berjalan, tetapi tidak ada orangnya,” demikian penjelasan pakar feng shui Mauro Rahardjo.

Menurut Mauro, bagi orang Tionghoa, makam merupakan tempat pemujaan kepada leluhur. Orang Tionghoa percaya, jiwa para leluhur mereka membawa pengaruh langsung bagi kesejahteraan keturunannya, sehingga makam ditempatkan di lokasi, arah hadap, dan kontur yang bagus. Hal ini membuat banyak lokasi atau kompleks pemakaman Tionghoa terlihat rapi dan terkesan mewah.

Dua Cara PenangananLantas, bagaimana jika makam dibongkar untuk peruntukan lain? Menurut Mauro, jika tanah makam harus berubah peruntukannya, energi Yin-nya harus diubah menjadi energi Yang. Usaha pertama yang harus dilakukan adalah menetralkan energi Yin. Mauro menyarankan, lahan makam yang akan dipakai untuk perumahan atau tempat komersial terlebih dahulu harus dibersihkan. “Langkah pertama yang harus  dilakukan adalah memindahkan jenazah yang ada di dalamnya. Setelah jenazah dipindahkan, tanah bekas kuburan dikeruk sedalam kurang lebih setengah meter. Tujuannya agar tanah yang tanah kuburan dibuang, dan diganti dengan tanah yang baru,” jelasnya.

Cara lain yang menurut Mauro bisa menetralkan energi Yin adalah menyiram air garam di seluruh area pemakaman. “Cara membersihkannya adalah dengan menyiram air garam sebanyak seratus kilogram yang dimasak terlebih dahulu. Setelah mendidih, air itu disiramkan di bekas tanah makam tersebut,” Pendiri Indonesia Feng Shui School ini. 

Langkah tersebut, imbuh Mauro, harus dilakukan agar pengaruh Yin tidak terlalu besar. Jika tidak dilakukan, hal itu bisa menyebabkan usaha yang dikembangkan tidak akan sukses atau pemilik rumah bisa sakit-sakitan atau tertimpa musibah. “Hawa Yin yang sangat kuat juga bisa mendatangkan bayangan—yang biasa disebut hantu,” tambahnya.

Setelah langkah-langkah tersebut dilakukan, sebaiknya lokasi tersebut tidak langsung dibangun, setidaknya satu sampai tiga tahun. Hal ini dilakukan agar energi di lokasi bekas makam kembali normal. “Salah satu tanda yang memperlihatkan lahan tersebut sudah normal adalah tumbuhnya tanaman berbatang keras dan warnanya kemerahan yang bersifat Yang,” pungkasnya.

Sumber: rumah.com
pakar feng shui Mauro Rahardjo.

Artikel lain yang berhubungan:
Bertetangga dengan Makam, Siapa Takut?

Bentuk tanah dan rumah yang baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar