Memiliki rumah di tusuk sate banyak dihindari oleh
sebagian orang, lantaran secara feng shui dinilai membawa pengaruh buruk
bagi para penghuninya. Paradigma ini membuat banyak lahan perumahan di
lokasi tusuk sate tidak laku dijual.
Bagi Mauro Rahardjo, hunian
di lokasi tusuk sate memang merupakan persoalan tersendiri dalam kajian
feng shui. Tetapi pakar Feng Shui ini mengatakan, hal tersebut bukan
tidak dapat diatasi—meskipun banyak orang tidak mengetahui caranya.
Pada
dasarnya, imbuh Mauro, rumah tusuk sate memiliki aliran chi yang
sangat kuat. Begitu kuatnya, hingga aliran chi tersebut bisa rusak.
Mauro mengibaratkan seperti aliran angin yang masuk ke dalam lorong.
Rumah tusuk sate yang letaknya ada di bawah jalan, kata Mauro, lebih
sulit diatasi dibanding rumah yang posisinya di atas jalan. “Tetapi
kalau rumah memiliki tanah yang luas, di atas tigaratus meter persegi,
hal itu masih bisa diatasi,” tuturnya.
Rumah di tusuk sate, kata
Mauro, bisa mendatangkan berbagai keburukan bagi penghuninya, jika si
penghuni tidak cocok dengan lokasi tersebut atau jika keberuntungannya
sedang turun. “Keburukan yang bisa datang bagi penghuni adalah semua hal
bisa terasa serba salah, kesehatan menurun dan sakit-sakitan, keuangan
menipis, dan keharmonisan keluarga memburuk,” papar Mauro.
Tetapi
sebaliknya, jika orang tersebut cocok dengan lokasi tusuk sate, justru
kesehatan, keuangan, dan keharmonisan keluarga justru makin membaik,
imbuhnya. Hal ini disebabkan aliran chi yang kuat di lokasi tersebut.
Beberapa Metode Antisipasi
Bagi
master feng shui yang juga arsitek ini, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
- Metode pertama, dengan
melihat kua calon penghuni. Kua terbagi menjadi tiga, yaitu kua kuat,
sedang, dan lemah. Kua kuat adalah 2, 5, dan 9; kua lemah 1, 6, 8;
sementara kua sedang, yakni 3, 4, dan 7 (lihat cara menghitung kua di
bagian bawah). Penghuni yang memiliki kua kuat, menurut Mauro,
justru bagus jika tinggal di rumah tusuk sate, sebaliknya mereka yang
memiliki kua lemah tidak dianjurkan tinggal di tusuk sate. Sementara,
penghuni yang memiliki kua sedang, baik atau buruknya tinggal di hunian
tusuk sate, tergantung peruntungan atau hokinya. Jadi terkadang bisa
baik, terkadang bisa buruk.
- Metode kedua, imbuh Mauro, adalah
dengan memperlambat aliran chi. Caranya, dengan menutupi akses masuk
rumah dengan pohon yang rimbun. “Jadi dari arah jalan tusuk sate, yang
terlihat lebih dulu adalah pohon-pohon,” jelasnya. Kedua, meninggikan
tanah sebelum mendirikan rumah kira-kira 1,5 meter, sehingga bangunan
lebih tinggi dari jalan. Hal ini membuat aliran chi yang deras dari
tusuk sate menabrak tanah urukan. Ketiga, pintu masuk dibuat tidak
langsung menghadap tusuk sate, alias harus serong.
- Cara lain
yang bisa dilakukan, dengan menanam pohon-pohon rimbun di buffer ruang
luar. Selain mampu meredam kebisingan kendaraan, buffer ini juga dapat
menghalau aliran chi yang kuat dari tusuk sate.
- Di samping itu,
bentuk bangunan keseluruhan pun mesti disesuaikan, yakni dengan
menggunakan bentuk dari unsur api (segitiga) dan logam (bulat). “Rumah
di tusuk sate harus dibuat dengan tipe khusus seperti ini. Tipe rumah
tusuk sate pun bisa dimodifikasi sehingga mendekati bentuk rumah
standar, tetapi sebaliknya, tipe rumah standar tidak bisa dimodifikasi
menjadi rumah tusuk sate,” jelas Mauro.
- Cara paling efektif untuk mengatasi gangguan tusuk sate, kata Xiang Yi
adalah membangun tembok penghalang di antara jalan yang menusuk dan
rumah. Tembok seperti itu disebut zhaobi, fungsinya sama seperti pagar.
Bedanya jika pagar memiliki lubang di sana-sini, tembok zhaobi sangat
solid.
Dengan cara-cara
penanggulangan tersebut, kata Mauro, sudah semestinya para developer
mulai mendidik pasar, sehingga mereka mengerti bahwa lokasi rumah tusuk
sate sebenarnya bagus dan membawa hoki. “Kalau tidak seperti itu, rumah
di lokasi tusuk sate tetap tidak akan laku,” katanya.
Cara Menghitung Kua
Untuk Laki-laki: angka 100 dikurangi dua angka terakhir tahun kelahiran, kemudian dibagi 9. Sisa dari hasilnya adalah angka kua.
Contoh:
laki-laki lahir tahun 1954.
100-54=46:9=5, sisa 1
Angka kua Anda adalah 1
Untuk Wanita: dua angka terakhir tahun kelahiran, dikurangi 4, kemudian hasilnya dibagi 9. Sisa yang didapat itulah angka kua.
Contoh:
wanita kelahiran 1955
55-4=51:9=5 sisa 6
Angka kua Anda 6